Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dialah Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya);tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya lah apapun yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang ada di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apapun dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi (Singgasana) Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya dan (hanya) Dialah (Allah) yang Mahatinggi lagi Mahabesar.
(Al Baqarah: 255)
Dan bersiaplah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi, dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang, (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh-musuh Allah dan musuh-musuhmu berserta orang-orang (manapun) selain mereka, yang kamu tidak mengetahuinya (memperkirakannya); sedang Allah (saja) yang mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu, dan kamu tidak akan dianiaya (dizalimi).
(Al Anfaal:60)
Dengan Rahmat Allah SWT, didorong oleh
semangat beribadah menurut ajaran Islam dan dengan kesadaran akan fungsi
angkatan muda dalam Muhammadiyah sebagai pelopor, pelangsung, dan
penyempurna Gerakan Muhammadiyah, pada tanggal 10 Rabi'ul Awwal 1383
Hijriyah yang bertepatan dengan tanggal 31 Juli 1963 Miladiyah, di
Yogyakarta lahir organisasi Perguruan Seni Beladiri Indonesia TAPAK SUCI
PUTERA MUHAMMADIYAH, disingkat TAPAK SUCI, dengan ikhlas mengabdikan diri kepada Agama, Bangsa, dan Negara.
Bahwa sesungguhnya Pencak Silat adalah
seni beladiri Indonesia, yang merupakan budaya bangsa yang luhur dan
bermoral, perlu dilestarikan dan dikembangkan serta dijaga dari pengaruh
syirik dan menyesatkan yang dapat menodai nilai luhur ajaran yang
terkandung di dalamnya. TAPAK SUCI bertekad bulat mengagungkan asma
Allah, dan dengan dijiwai sikap jujur, amanah, rendah hati, berakhlaq
mulia, mengamalkan ajaran Islam yang bersumber kepada Al Qur'an dan As
Sunnah. Sebagai kader persyarikatan Muhammadiyah, TAPAK SUCI senantiasa
melahirkan kader-kader Muhammadiyah yang cakap, intelektual, tangguh,
beriman dan berakhlaq, dan senantiasa siap untuk mengabdikan diri pada
Persyarikatan Muhammadiyah, Agama, Bangsa, dan Negara.
Perguruan Seni Beladiri Indonesia TAPAK
SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH, disingkat TAPAK SUCI, adalah perguruan seni
beladiri yang berasas Islam, bersumber pada Al Quran dan As Sunnah,
berjiwa persaudaraan, berada di bawah naungan Persyarikatan
Muhammadiyah, berstatus sebagai organisasi otonom. TAPAK SUCI memiliki
kelengkapan sebagai sebuah organisasi pergerakan, dengan ajaran pencak
silat yang bersumber pada aliran TAPAK SUCI yang bersih dari pengaruh
syirik dan menyesatkan. TAPAK SUCI didirikan di Yogyakarta pada tanggal
10 Rabi'ulawal 1383 H atau bertepatan dengan tanggal 31 Juli 1963.
Pimpinan Pusat TAPAK SUCI berkedudukan di tempat berdirinya, mempunyai
wilayah dan daerah di Indonesia serta Perwakilan di Luar Negeri.
Maksud dan Tujuan
(1) Mendidik serta membina ketangkasan dan keterampilan Pencak Silat sebagai beladiri, seni olahraga dan budaya bangsa Indonesia; (2) Memelihara dan mengembangkan kemurnian Pencak Silat Aliran TAPAK SUCI sebagai budaya bangsa yang luhur dan bermoral, sesuai dan tidak menyimpang dari ajaran Islam serta bersih dari syirik dan menyesatkan; (3) Mendidik dan membina anggota untuk menjadi Kader Muhammadiyah.
TAPAK SUCI menggembirakan dan mengamalkan dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar dalam usaha mempertinggi Ketahanan Nasional.
Sejarah SingkatSejarah
TAPAK SUCI sebagai sebuah aliran dan perguruan pencak silat telah
dimulai jauh sebelum tahun 1963. Berawal dari aliran pencak silat
Banjaran yang dikuasai oleh KH.Busyro Syuhada (lahir tahun 1827), yang
bermukim di pesantren di Binorong, Banjarnegara, Jawa Tengah. KH.Busyro
Syuhada mempunyai murid diantaranya yaitu; Achyat (H. Burhan), dan M.
Yasin (H. Abu Amar Syuhada). Murid lainnya yang pernah belajar kepada
KH.Busyro Syuhada adalah Soedirman, yang kelak berkiprah dalam dunia
milter dan dikenal sebagai Panglima Besar Jenderal Sudirman. KH. Abu
Amar Syuhada sendiri adalah murid sekaligus teman seperjuangan KH. Ahmad
Dahlan, pendiri Muhammadiyah.
Tahun 1921, dua kakak-beradik asal
Kauman, Yogyakarta, A.Dimyati (kakak) dan M.Wahib (adik), belajar pencak
kepada KH.Busyro Syuhada, di Banjarnegara. Aliran yang semula
berkembang di Banjarnegara, kemudian pindah ke Kauman, Yogyakarta,
seiring dengan perpindahan KH.Busyro Syuhada dan H.Burhan ke kampung
itu. Perpindahan itu juga merupakan akibat dari gerakan perlawanan
bersenjata yang dilakukan KH.Busyro sehingga karenanya beliau kerap
menjadi sasaran penangkapan yang dilakukan rezim kolonial Belanda.
Selanjutnya, A.Dimyati dan M.Wahib ditunjuk oleh KH.Busyro untuk berkelana (mengembara), masing-masing ke arah barat dan ke arah timur Pulau Jawa untuk adu kaweruh (adu ilmu) dalam rangka memperdalam ilmu beladiri dan berdakwah. Setelah bertahun-tahun berkelana, kemudian keduanya kembali ke Kauman, Yogyakarta.
Aliran ini kemudian berkembang menjadi perguruan pencak di Kauman, Yogyakarta. Pada tahun 1925, atas restu KH. Busyro Syuhada, kedua kakak-beradik A.Dimyati dan M.Wahib mendirikan paguron (perguruan) yang diberi nama Paguron Cikauman (aliran Banjaran-Kauman). Pada waktu didirikan, telah digariskan dengan tegas dasar yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua murid-murid aliran Kauman-Banjaran, yaitu: (1). Paguron Cikauman, berlandaskan Al Islam dan berjiwa ajaran KH.Ahmad Dahlan, membina pencak silat yang berwatak serta berkripadian Indonesia, bersih dari sesat dan sirik; (2) Mengabdikan perguruan untuk perjuangan agama serta bangsa dan negara; (3) Sikap mental dan gerak langkah anak murid harus merupakan tindak-tanduk Kesucian.
Paguron ini memiliki landasan agama dan kebangsaan yang kuat, dan menegaskan seluruh pengikutnya untuk bebas dari syirik (menyekutukan Allah) serta mengabdikan perguruan untuk perjuangan agama dan bangsa.
Selanjutnya, A.Dimyati dan M.Wahib ditunjuk oleh KH.Busyro untuk berkelana (mengembara), masing-masing ke arah barat dan ke arah timur Pulau Jawa untuk adu kaweruh (adu ilmu) dalam rangka memperdalam ilmu beladiri dan berdakwah. Setelah bertahun-tahun berkelana, kemudian keduanya kembali ke Kauman, Yogyakarta.
Aliran ini kemudian berkembang menjadi perguruan pencak di Kauman, Yogyakarta. Pada tahun 1925, atas restu KH. Busyro Syuhada, kedua kakak-beradik A.Dimyati dan M.Wahib mendirikan paguron (perguruan) yang diberi nama Paguron Cikauman (aliran Banjaran-Kauman). Pada waktu didirikan, telah digariskan dengan tegas dasar yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua murid-murid aliran Kauman-Banjaran, yaitu: (1). Paguron Cikauman, berlandaskan Al Islam dan berjiwa ajaran KH.Ahmad Dahlan, membina pencak silat yang berwatak serta berkripadian Indonesia, bersih dari sesat dan sirik; (2) Mengabdikan perguruan untuk perjuangan agama serta bangsa dan negara; (3) Sikap mental dan gerak langkah anak murid harus merupakan tindak-tanduk Kesucian.
Paguron ini memiliki landasan agama dan kebangsaan yang kuat, dan menegaskan seluruh pengikutnya untuk bebas dari syirik (menyekutukan Allah) serta mengabdikan perguruan untuk perjuangan agama dan bangsa.
Perguruan Cikauman banyak melahirkan
pendekar-pendekar yang tangguh, seperti misalnya M.Djuraimi pada
generasi pertama. Dari Paguron Cikauman ini pula kemudian lahir Paguron
Seranoman (Kauman sebelah Utara), yang didirikan oleh M. Syamsuddin,
pada generasi ke-2. Pada generasi ke-3, tampil M.Zahid, pendekar yang
dikenal cemerlang akalnya. Generasi berikutnya, tercatat Moh.Djamiat
Dalhar, yang tidak asing lagi di dunia olahraga Indonesia sebagai macan
bola yang belum ada tandingannya. Pada generasi ini juga tampil Wasthon
Sudjak dan M.Bakir Odrus. Pada generasi ke-5, Ibu Pertiwi mencatat nama
dua puluh orang murid Kauman di bawah pimpinan KH.Burhan, yang semuanya
adalah anggota Laskar Angkatan Perang Sabil (APS), yang gugur sebagai
kusuma bangsa ketika perlawananan senjata melawan Belanda di belahan
barat Yogyakarta. Kelak untuk mewarisi jiwa patriotik itu, TAPAK SUCI
membentuk kelompok inti yang terdiri dari 20 orang anggota, yang diberi
nama KOSEGU (Korps Serba Guna). Untuk kali pertama KOSEGU secara aktif
membantu penumpasan gerakan komunis di sekitar tahun 60-an di
Yogyakarta.
Paguron Cikauman, yang dilanjutkan
dengan Perguruan Seranoman, untuk selanjutnya kemudian melahirkan
Paguron Kasegu, yang didirikan oleh M.Barie Irsjad, pada generasi ke-6.
Sekalipun melahirkan paguron-paguron yang namanya berbeda, namun kesemua
paguron itu berakar pada aliran pencak silat yang sama yaitu aliran
Kauman-Banjaran, disamping kenyataan bahwa M.Barie Irsjad (Paguron
Kasegu) memang berasal dari murid Seranoman, dan juga memang sebagai
murid Cikauman.
Pada era Paguron Kasegu inilah, atau tepatnya pada bulan Janurari 1963, muncul gagasan untuk merealisasikan rencana mendirikan satu perguruan yang melebur serta melanjutkan paguron-paguron yang sealiran itu, yaitu satu perguruan yang berorientasi lebih luas, diorganisir dengan AD & ART, dengan materi latihan yang tersusun, teratur, dan memakai seragam. Gagasan ini disampaikan kepada Pendekar M.Wahib yang kemudian menyatakan bersedia untuk menilai ilmu yang akan diajarkan. Dengan dasar itulah, dan dengan pengertian dan maksud agar ada satu wadah yang menyatukan sehingga tidak selalu melahirkan paguron yang baru, Pendekar Besar A.Dimyati dan M.Wahib merestui bahwa Perguruan TAPAK SUCI adalah sebagai kelangsungan dari Paguron Kauman yang didirikan pada tahun 1925 dan berpusat di Kauman,Yogyakarta. Pada tahun 1963, murid-murid dari masing-masing paguron inilah yang bahu membahu mempersiapkan kelahiran TAPAK SUCI. Paguron TAPAK SUCI merupakan adalah amanat dari Pendekar-pendekar Cikauman (Kauman-Banjaran) kepada generasi penerus bangsa untuk dipelihara, dibina, dan dikembangkan dengan sebaik-baiknya pada jalan kebenaran.
Pada era Paguron Kasegu inilah, atau tepatnya pada bulan Janurari 1963, muncul gagasan untuk merealisasikan rencana mendirikan satu perguruan yang melebur serta melanjutkan paguron-paguron yang sealiran itu, yaitu satu perguruan yang berorientasi lebih luas, diorganisir dengan AD & ART, dengan materi latihan yang tersusun, teratur, dan memakai seragam. Gagasan ini disampaikan kepada Pendekar M.Wahib yang kemudian menyatakan bersedia untuk menilai ilmu yang akan diajarkan. Dengan dasar itulah, dan dengan pengertian dan maksud agar ada satu wadah yang menyatukan sehingga tidak selalu melahirkan paguron yang baru, Pendekar Besar A.Dimyati dan M.Wahib merestui bahwa Perguruan TAPAK SUCI adalah sebagai kelangsungan dari Paguron Kauman yang didirikan pada tahun 1925 dan berpusat di Kauman,Yogyakarta. Pada tahun 1963, murid-murid dari masing-masing paguron inilah yang bahu membahu mempersiapkan kelahiran TAPAK SUCI. Paguron TAPAK SUCI merupakan adalah amanat dari Pendekar-pendekar Cikauman (Kauman-Banjaran) kepada generasi penerus bangsa untuk dipelihara, dibina, dan dikembangkan dengan sebaik-baiknya pada jalan kebenaran.
Untuk merealisasikan rencana pendirian
perguruan ini Pendekar M. Wahib mengutus 3 orang muridnya, yaitu: Ahmad
Djakfar, Slamet, dan M.Dalhar Suwardi. Kemudian M. Syamsuddin mengirim 2
orang muridnya yaitu M.Zundar Wiesman dan Anis Susanto. Sedangkan murid
yang berasal dari Kasegu antara lain yaitu Drs. Irfan Hadjam, M.
Djakfal Kusuma, Sobri Ahmad, dan M.Rustam. Keseluruhannya ini merupakan
murid-murid pada generasi ketujuh, generasi yang berperan ketika TAPAK
SUCI didirkan. Murid-murid generasi ketujuh ini mulai berlatih tahun
1957, dengan pembinaan yang dilakukan bersamaan dan berkelanjutan. Maka
berdasarkan kenyataan-kenyataan itulah yang akhirnya mengilhamkan
gagasan untuk merealisasikan perguruan yang menyatukan murid-murid dari
ketiga perguruan, menjadi perguruan yang lebih besar, perguruan yang
lebih kuat dan terorganisir, yang tidak lagi berorientasi kampung namun
menjadi gerakan yang mendunia.
Lahirnya TAPAK SUCI
Atas izin Allah SWT, pada malam Jumat,
tanggal 10 Rabiulawwal 1383 H, atau bertepatan dengan 31 Juli 1963, di
Kauman, Yogyakarta, dideklarasikan berdirinya Persatuan Pencak Silat
TAPAK SUCI. Pada waktu deklarasi, digariskan bahwa; (1) Tapak Suci
berjiwa ajaran KH. Ahmad Dahlan; (2) Keilmuan Tapak Suci metodis
dinamis; (3) Keilmuan Tapak Suci bersih dari syirik. Nama Perguruan
dirumuskan dengan mengambil dasar dari ajaran Perguruan Kauman, sehingga
ditetapkanlah nama TAPAK SUCI. Tata tertib upacara disusun oleh Moh.
Barie Irsyad. Doa dan Ikrar disusun oleh H. Djarnawi Hadikusuma. Lambang
Perguruan diciptakan oleh M. Fahmie Ishom. Lambang Anggota diciptakan
oleh Suharto Sudjak. Lambang Tim Inti Kosegu dibuat oleh Ajib Hamzah.
Bentuk dan warna pakaian ditentukan oleh M. Zundar Wiesman dan Anis
Susanto.
Susunan pengurusnya yang pertama sebagaimana tersebut sebagai berikut:
Pelindung: H. Djarnawi Hadikusuma
Penasehat: Drs.Med. M. Diham Hadjam
Ketua I: M.Barie Irsjad
Ketua II: Drs.Irfan Hadjam
Sekretaris I: M.Rustam
Sekretaris II: M.Dalhar Suwardi
Bendahara I: M.Sobri Achmad
Bendahara II: M.Zundar Wiesman
Perlengkapan: Achmad Djakfar; M.Slamet
Anggota: M.Djakfal Kusuma; Anis Susanto
Bidang Keilmuan: A. Dimyati; M.Wahib
Bidang Medis: Dr.M.Baried Ishom
Penasehat: Drs.Med. M. Diham Hadjam
Ketua I: M.Barie Irsjad
Ketua II: Drs.Irfan Hadjam
Sekretaris I: M.Rustam
Sekretaris II: M.Dalhar Suwardi
Bendahara I: M.Sobri Achmad
Bendahara II: M.Zundar Wiesman
Perlengkapan: Achmad Djakfar; M.Slamet
Anggota: M.Djakfal Kusuma; Anis Susanto
Bidang Keilmuan: A. Dimyati; M.Wahib
Bidang Medis: Dr.M.Baried Ishom
Pada usia enam bulan Tapak Suci dapat
tampil yang pertama dihadapan masyarakat yaitu pada Pagelaran Pencak
Silat dalam Ta'aruf Pembukaan Kongres Islam Asia Afrika di Kepatihan,
Yogyakarta.
Setahun setelah berdiri, tepatnya tahun
1964, TAPAK SUCI secara de facto sudah merupakan gerakan Muhammadiyah.
Lambang Sinar Matahari pun dimasukkan ke dalam Lambang TAPAK SUCI
sebagai identitas bahwa TAPAK SUCI adalah gerakan Muhammadiyah. Sebutan
perguruan dilengkapi menjadi TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH, berdasar
kenyataan bahwa Tapak Suci didirikan oleh putera-putera dari
keluarga-keluarga Muhammadiyah. HR.Haiban Hadjid menjalankan amanat
sebagai Ketua Umum, dan H.Djarnawi Hadikusuma duduk sebagai Penasehat.
Di tahun 1964 dibukalah pendaftaran anggota untuk umum secara
besar-besaran. Pada kesempatan ini cukup banyak anggota baru yang
mendaftar, termasuk yang berasal dari aktifis PPI, KAPPI, KAMI, dan HMI,
di Yogyakarta.
Aris Margono (pelajar SPG Muhammadiyah I
Yogyakarta), adalah salah satu murid yang belajar Tapak Suci pada masa
itu. Ia adalah aktifis KAPPI di Yogyakarta. Ia gugur pada tanggal 10
Maret 1966, dan kemudian diabadikan sebagai Pahlawan Ampera di
Yogyakarta. Seorang aktifis lainnya, Aris Munandar (Pelajar SMP
Muhammadiyah X, Yogyakarta), juga gugur pada hari yang sama.
Setelah meletusnya pemberontakan G30
S/PKI, Tapak Suci kembali ke sarang dan berkonsetrasi kembali pada
organisasi. Kali ini organisasi mesti memenuhi kebutuhan untuk melatih
di daerah-daerah. Beberapa daerah mengajukan permintaan untuk dibuka
latihan Tapak Suci. Hal itu pulalah yang mendorong Tapak Suci cepat
tersebar ke daerah-daerah. Beberapa praktisi beladiri yang berada di
lingkungan Muhammadiyah pun ikut bergabung dengan Tapak Suci, sehingga
dengan demikian menyemarakkan gegap gempita Tapak Suci baik dari sisi
organisasi maupun keilmuan. Perguruan Tapak Suci yang awalnya hanya di
Yogyakarta akhirnya berkembang keluar Yogyakarta dan masuk ke
daerah-daerah lainnya. Tapak Suci betul-betul dihadapkan pada tantangan
berupa kaderisasi dan manajerial organisasi.
Keluarga Pertama
Di Jember, Jawa Timur, sebelumnya sudah terdapat sebuah perguruan besar, yaitu Perguruan Guntur. Perguruan Guntur dipimpin oleh H.Syeh Abussamad Alwi, Buchory Achmad, dan Hadiningram. Ketika Tapak Suci mengembangakn sayapnya ke wilayah timur, kedua perguruan ini saling bertemu. Perguruan Guntur menyatakan akan bergabung dengan Tapak Suci apabila Tapak Suci memiliki kelebihan. Setelah melalui pembuktian, penampilan jurus, dan adu kaweruh, cita-cita kedua perguruan ini dimuluskan oleh Allah SWT. Perguruan Guntur menyatakan bergabung dengan Tapak Suci. Atas ridho dan kehendak Allah SWT, Jember menjadi Keluarga Pertama Tapak Suci yang berada di luar Yogyakarta.
Pemantapan Organisasi
Di tahun 1966 diselenggarakan Konferensi Nasional I Tapak Suci yang dihadiri oleh para utusan dari daerah-daerah. Pada saat itu berhasil dirumuskan pemantapan organisasi secara nasional, dan Perguruan Tapak Suci dikembangkan lagi namanya menjadi Gerakan dan Lembaga Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Kemudian melalui Sidang Tanwir Muhammadiyah pada tanggal 28 Juli s.d 1 Agustus 1967 di Yogyakarta, Tapak Suci Putera Muhammadiyah diterima dan ditetapkan menjadi organisasi otonom ke-11 di Persyarikatan Muhammadiyah. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari dukungan KH. Ahmad Badawi, seorang pimpinan Muhammadiyah yang berwawasan luas dan bijaksana, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum PP.Muhammadiyah. KH.Ahmad Badawi memandang bahwa TAPAK SUCI sangat efektif sebagai tempat pembinaan Kader Muhammadiyah.
Di tahun 1966 diselenggarakan Konferensi Nasional I Tapak Suci yang dihadiri oleh para utusan dari daerah-daerah. Pada saat itu berhasil dirumuskan pemantapan organisasi secara nasional, dan Perguruan Tapak Suci dikembangkan lagi namanya menjadi Gerakan dan Lembaga Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Kemudian melalui Sidang Tanwir Muhammadiyah pada tanggal 28 Juli s.d 1 Agustus 1967 di Yogyakarta, Tapak Suci Putera Muhammadiyah diterima dan ditetapkan menjadi organisasi otonom ke-11 di Persyarikatan Muhammadiyah. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari dukungan KH. Ahmad Badawi, seorang pimpinan Muhammadiyah yang berwawasan luas dan bijaksana, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum PP.Muhammadiyah. KH.Ahmad Badawi memandang bahwa TAPAK SUCI sangat efektif sebagai tempat pembinaan Kader Muhammadiyah.
Dari rintisan sejarah ini dapat kita
temui bahwa Tapak Suci tidak dibesarkan oleh kehebatan orang perorang.
Keilmuan Tapak Suci juga bukan keilmuan yang berasal dari kehebatan satu
orang semata. Tapak Suci lahir, tumbuh, dan menjadi besar karena
berjamaah. Tapak Suci lahir karena ridho dan kerelaan, yang direspon
oleh kerja nyata yang ikhlas. Makna Tapak Suci telah mengisyaratkan
anggotanya untuk berkarya nyata dengan ikhlas dan berserah diri kepada
Allah, sebagai manifestasi dari tindak-tanduk kesucian.
Prestasi olahraga dan seni
Dalam Kejuaraan Nasional I Tapak Suci tahun 1967 di Jember, pertandingan Pencak Silat Tapak Suci dilaksanakan dengan pertarungan bebas. Hal ini bercermin dari tradisi perguruan sejak dulu dalam melakukan sabung (pertarungan) yaitu menggunakan sistem full-body contact, yang mana setiap anggota tubuh adalah sasaran sah untuk diserang, kecuali mata dan kemaluan. Namun ternyata sistem pertarungan seperti itu tidak dapat diterapkan dalam pertandingan olahraga karena dapat mengakibatkan cidera, cacat permanen, bahkan kematian. Maka seiring dengan itu sejak Kejurnas I di Jember tahun 1967 sistem pertandingan olahraga Tapak Suci terus mengalami penyempurnaan, sekalipun hingga beberapa dasawarsa ke depan kemudian, sistem pertandingan olahraga Tapak Suci tetap tidak menggunakan pelindung badan (body-protector), dengan pengertian bahwa pelindung badan pesilat Tapak Suci adalah keilmuan dan ketangkasan si pesilat. Pada Kejurnas I di Jember itu pun sudah diperlombakan pencak silat seni, yang mana yang dilombakan adalah Kerapihan Teknik Permainan.
Ketika Tapak Suci memantapkan diri dalam
gerakan olahraga dan seni, keilmuan Tapak Suci ditampilkan melalui 4
aspek; mental-spiritual, olahraga, seni, dan beladiri. Adapun ilmu
pengebalan tubuh ataupun anggota tubuh berupa alat penyasar, mulai
ditinggalkan. Hal ini mengingat adanya anjuran dari Majelis Tarjih
Pimpinan Pusat Muhammadiyah agar ilmu tersebut disimpan, kalau toh itu
ilmu yan haq, akan tetapi dikhawatirkan dapat menjadi satu kesombongan.
Perguruan Historis IPSI
Pada masa-masa perkembangan Perguruan Tapak Suci yang telah merambah ke persada nusantara, maka dipandang perlu bagi Perguruan Tapak Suci untuk mencari induk organisasi pencak silat. Pada waktu itu sekurang-kurangnya ada tiga organisasi yang menamakan diri sebagai induk organisasi pencak silat Indonesia, yaitu: PPSI yang digerakkan dari Bandung, IPSI yang digerakkan dari Jakarta, dan BAPENSI yang digerakkan dari Yogyakarta, yang masing-masing mencari kekuatan pendukung.
Pada masa-masa perkembangan Perguruan Tapak Suci yang telah merambah ke persada nusantara, maka dipandang perlu bagi Perguruan Tapak Suci untuk mencari induk organisasi pencak silat. Pada waktu itu sekurang-kurangnya ada tiga organisasi yang menamakan diri sebagai induk organisasi pencak silat Indonesia, yaitu: PPSI yang digerakkan dari Bandung, IPSI yang digerakkan dari Jakarta, dan BAPENSI yang digerakkan dari Yogyakarta, yang masing-masing mencari kekuatan pendukung.
Melalui Rapat Kerja Nasional yang
dilaksanakan pada tanggal 19 s.d 20 April 1967 di Pekalongan, disamping
memutuskan dan mengesahkan Anggaran Rumah Tangga, Tapak Suci
berketetapan hati memilih Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia
(sekarang Ikatan Pencak Silat Indonesia) sebagai induk organisasi pencak
silat. Untuk itu Tapak Suci didaftarkan kepada PB. IPSI dan langsung
diterima menjadi anggota nasional. Tapak Suci didudukkan sebagai salah
satu dari 10 Perguruan Historis IPSI, mengingat peran Tapak Suci yang
menunjang tegak berdirinya PB. IPSI yang kala itu kondisinya sedang
kritis.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar